PT Uway Makmur Klarifikasi Polemik Akses Gereja GBKP Trans Barelang Kami Tidak Pernah Tutup Akses Ibadah PT Uway Makmur Klarifikasi Polemik Akses Gereja GBKP Trans Barelang Kami Tidak Pernah Tutup Akses Ibadah


PT Uway Makmur Klarifikasi Polemik Akses Gereja GBKP Trans Barelang Kami Tidak Pernah Tutup Akses Ibadah


Etahnews.id | BATAM
– Polemik terkait akses masuk jemaat Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Trans Barelang, Batam, kembali mencuat setelah jemaat mengeluhkan pemagaran jalan utama menuju lokasi ibadah mereka. Namun, pihak pengembang PT Uway Makmur memberikan klarifikasi terkait tudingan tersebut.


‎Perwakilan PT Uway Makmur, Khaeruddin, S.H., M.H., menyampaikan bahwa perusahaan mereka telah mendapatkan alokasi lahan dari BP Batam sejak tahun 2016. Menurutnya, lahan tersebut sudah memiliki PL resmi dari BP Batam lengkap dengan izin cut and fill dan reklamasi hutan bakau.

‎“Kami sudah pernah melakukan ganti rugi kepada pihak Benawar Lumbantoruan, yang saat itu menguasai lokasi. Namun, kami tidak pernah mengetahui adanya transaksi jual beli antara bapak Sihombing tersebut dengan jemaat GBKP Trans Barelang,” ujar Khaeruddin dalam keterangannya.

‎Ia juga menegaskan bahwa PT Uway Makmur tidak pernah memblokir akses ibadah bagi jemaat GBKP.

‎“Kami bantah tegas. Perusahaan kami tidak pernah menutup akses jemaat untuk beribadah. Itu tidak benar,” tegasnya.

‎Lebih lanjut, pihak perusahaan menyebut telah memberikan bentuk sagu hati kepada Benawar Lumbantoruan pada tahun 2022 sebagai bentuk itikad baik. Saat ini, lahan tersebut berada dalam rencana pengembangan perumahan subsidi dengan nama Perumahan Kota Bunga.

‎“Kami sudah mengusulkan solusi. Perusahaan siap memberikan sagu hati atas bangunan gereja yang ada, karena peruntukan lahan ini adalah perumahan subsidi. Kami berharap jemaat bisa memahami dan kita bisa duduk bersama untuk mencari solusi terbaik,” tambahnya.

‎Khaeruddin juga menyebut bahwa mediasi terkait persoalan ini telah dilakukan sebanyak tiga kali di Polsek Sagulung, namun belum menemui kata sepakat.

‎Sebelumnya, Ketua Majelis GBKP, Elieser Fernando Tarigan, menyampaikan bahwa sekitar 150 kepala keluarga telah beribadah di lokasi tersebut selama tiga tahun terakhir. Ia memohon agar pihak pengembang membuka kembali akses masuk yang kini dipagar oleh PT Renggali, rekanan di lokasi tersebut.

‎“Kami sangat bermohon kepada PT Renggali agar memberikan kembali akses masuk bagi jemaat untuk beribadah. Kami juga siap berdiskusi dengan PT Uway Makmur, apakah memungkinkan kami membeli lahan atau direlokasi ke tempat lain,” ujarnya.

‎Sementara itu, perwakilan PT Renggali, Toto, saat dikonfirmasi menyatakan bahwa akses ke gereja dibuka setiap hari Minggu. “Setiap hari Minggu akses dibuka. Tidak ada masalah. Gereja juga sedang dalam proses penyelesaian,” katanya melalui pesan WhatsApp.

‎Hingga kini, jemaat GBKP berharap adanya penyelesaian yang damai dan solutif dari pihak pengembang, agar kegiatan ibadah dapat kembali berjalan dengan tenang dan tanpa hambatan. (RP) .
Lebih baru Lebih lama